Daftar Blog

Search My Blog

Jumat, 18 April 2014

Camping lagi ke teluk Kiluan, Lampung



Teluk Kiluan

Setelah sekian lama akhirnya saya berkesempatan mengunjungi Teluk Kiluan di Lampung. Menurut info yang saya dapat, rute menuju kiluan sedang hancur - hancurnya dengan medan yang terjal sehingga motor saya harus lebih siap lagi. Persiapan yang saya lakukan adalah mengganti kanvas kopling (karena pada saat ke Papandayan motor sudah tidak kuat menanjak), seal shock depan berikut bearing ban depan (memang karena seal shock depan sudah bocor, sejak dari beli belum pernah ganti dan sebagai antisipasi jalan rusak menuju Kiluan), gear set rantai motor (memang rantai sudah kendor dan tidak bisa di kencangin lagi). Semua persiapan berhubungan dengan kesiapan motor untuk melewati jalan rusak menuju Kiluan.

Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga. Dengan menyisahkan trauma jalan malam hari dan jalan di lintasan yang berkerikil, saya paksakan untuk tetap berangkat. Pulang dari aktivitas sehari - hari langsung saya menuju titik kumpul di Tanggerang dan lanjut ke titik kumpul di pelabuhan Merak. Sepanjang perjalanan dari Tanggerang menuju pelabuhan Merak, lalu lintas tampak ramai dan banyak lubang - lubang aspal di jalan. Dengan masih ada trauma jalan malam, saya hanya memacu motor sekitar 50-60 km per jam. Sekitar jam 11 malam akhirnya kami sampai di pelabuhan Merak untuk beristirahat sambil menunggu rombongan dari Cibubur. Setelah menunggu sekitar 4 jam akhirnya mereka datang dan kami langsung memasuki kapal ferri. Dikapal saya menyempatkan diri untuk beristirahat dengan tidur agar fisik tetap bugar menuju teluk Kiluan.

Pagi hari akhirnya kapal kami tiba di pelabuhan Bakauheni. Kami langsung menuju teluk Kiluan setelah mengisi bensin dan sarapan. Sepanjang perjalanan dari pelabuhan Bakauheni hingga kota Bandar Lampung, aspal relatif bagus dengan bergelombang dan rusak di berberapa titik.

Selat Sunda pagi hari

Dari Bandar Lampung kami kearah Kebupaten Tanggamus dengan melewati Padang Cermin, Punduh Pidada dan masuk ke Desa Bawang yang merupakan pintu masuk ke teluk Kiluan. Jalur lintasan bervariasi dari yang beraspal lumayan bagus hingga yang tersisa berbatuan dan tanah saja dengan kondisi tanjakan dan turunan yang terjal. Kondisi yang lumayan berat pada saat 30km sebelum teluk Kiluan, dimana pada saat itu sedang ramai karena long weekend sehingga kami tidak bebas bergerak di lintasan tersebut saat tanjakan dan turunan terjal.

Lintasan yang mulai berbatu dengan bermacam variasi tanjakan

Beristirahat disalah satu warung warga, 30km sebelum teluk Kiluan

Akhirnya tiba di gerbang Kiluan. Setelah gerbang ini ada turunan yang terkenal ekstrim. harus ekstra hati - hati
Sore hari kami tiba di gerbang teluk Kiluan.Setelah gerbang kami menghadapi tantangan terakhir yaitu turunan yang sangat curam dengan sudut kemiringan sekitar 30-45 derajat kondisi jalan berlubang, rusak dan berbatu. Pada melewati jalan tersebut saya sempat hampir jatuh karena memasuki lubang jalan yang berbatu pada saat turunan terjal, beruntung saya tidak sampai duduk di tangki karena ada tank bag yang menahan saya. Belajar dari pengalaman - pengalaman sebelumnya pada saat kondisi tersebut jangan pernah menggunakan rem depan, cukup memainkan rem belakang saja (sebisa mungkin meminimalkan penggunaan rem, ngerem jika terpaksa), selalu menggunakan engine 'break' untuk membantu memelankan motor, usahakan mesin motor jangan sampai mati (karena kalau sampai mati ada 2 kemungkinan motor akan berhenti mendadak lalu terpeleset atau motor jalan terus tanpa terkontrol kecepatannya karena tidak ada engine 'break'), selalu genggam dengan erat stang kemudi motor dan usahakan selalu seimbangi motor agar tidak miring.

Setelah melewati turunan tersebut kami melewati perkampungan warga dan berakhir diujung pantai Kiluan. Dengan membayar Rp 5000.- kami menitipkan motor untuk menyebrang ke pulau Kelapa tempat dimana kami membangun tenda camping. Untuk menyebrang ke pulau Kelapa kami membayar Rp 15 ribu dan menggelar tenda kami dikenakan tarif Rp 60 ribu per tenda.
Karena kami ke teluk Kiluan belum ada persiapan seperti booking kapal untuk mencari lumba - lumba akhirnya kami hanya berenang di sekitar pulau kelapa karena pada saat itu kondisi lumayan ramai dan kami prediksi sudah kehabisan kapal.

Pantai Kiluan, dari sini kami menyebrang ke pulau Kelapa
Tempat penitipan motor
Kami menitipkan motor sama pemilik warung 
Pos jaga di pulau Kelapa
Kami mendirikan tenda tidak jauh dari pos jaga
Banyak cara untuk memasak makanan, yang atas menggunakan kompor gas dan yg bawah menggunakan parafin
Teluk Kiluan
Teluk Kiluan
Pasir putih pulau Kelapa, Kiluan
Teluk Kiluan
Teluk Kiluan
Teluk Kiluan
Teluk Kiluan
Hasil dari keliling pulau Kelapa
Dari sisi sebaliknya pulau Kelapa
Teluk Kiluan
Teluk Kiluan
Teluk Kiluan
Teluk Kiluan
Teluk Kiluan
Kebelakang pulau, sayang banyak tumpukan kayu yang berserakan
Banyak karang di sisi sebaliknya pulau Kelapa
Teluk Kiluan
Teluk Kiluan
Kembali ke pos jaga tempat semula
Airnya jernih biru, pasir putih di pulau Kelapa. Tampak pengunjung lain yang habis mencari lumba - lumba
Teluk Kiluan
Persiapan nyebrang ke parkiran motor, bongkar tenda
Kapal yang kita gunakan untuk menyebrang
Api unggun di malam hari
Setelah sampai di parkiran motor, kami langsung bersih - bersih dan makan siang di warung tempat pemilik lapak parkir / penitipan kendaraan. Menjelang sore hari kami kembali menuju Bandar Lampung melewati jalur yang sama. Kali ini yang kami hadapkan adalah tanjakan yang sangat terjal, beruntung saya sebelum berangkat sudah mengganti kanvas kopling, pada saat menaiki tanjakan tersebut motor saya berberapa kali nyaris mati.

Mampir ke tempar parkir kendaraan tempur TNI AL
Pangkalan TNI AL di Lampung
Tiba di mini market, beristirahat menjelang masuk Bandar Lampung, dari sini jalan sudah tidak rusak
Keesokan harinya tiba di Bakauheni, kami mampir ke menara Siger
Tiba di Balaraja, hujan sangat deras, beruntung pada saat di Lampung tidak turun hujan

Keesokan harinya kami menuju Jakarta dari Bandar Lampung, dengan mengunjungi menara Siger di dekat pelabuhan Bakauheni. Kami sempat tertahan di selat Sunda sekitar 4 jam, karena antrian kapal yang tidak bisa merapat ke pelabuhan Merak. 4 jam berlalu akhirnya kami bisa merapat ke pelabuhan Merak dan langsung Jakarta.

Reno Erasmus







Tidak ada komentar:

Posting Komentar