Daftar Blog

Search My Blog

Senin, 07 April 2014

Camping ke Gunung Papandayan, Garut

"Hutan mati" gunung Papandayan, Garut
Di tahun 2014 ini saya memulai destinasi saya pada akhir bulan Februari, dalam rangka deklarasi sebuah komunitas baru. Karena sepanjang Januari hingga Februari cuaca sangat tidak memungkinkan, akhirnya tepat pada akhir Februari cuaca mulai menghangat, matahari mulai tampak dilangit yang sepanjang Januari hingga Februari mendung terus. Acara yang sudah dibuat dari tahun lalu sempat terancam batal, karena erupsi gunung Kelud di Jawa Timur yang berakibat naiknya status gunung - gunung lain di pulau Jawa termasuk gunung Papandayan ini. Beruntung kekhawatiran akan bahayanya di gunung Papandayan tidak sebesar yang diberitakan di media - media. Bahkan di gunung Papandayan sendiri sangat ramai sekali oleh Backpacker yang camping di pondok Saladah Papandayan.

Perjalanan dimulai sekitar jam 22:00 WIB start dari rumah menuju Thamrin City. Lalu sekitar jam 00:00 WIB keesokan harinya langsung menuju Bogor dan Cibodas untuk regroup dengan rekan - rekan yang mengikuti acara ini. Setelah regroup perjalanan langsung dilanjutkan menuju Bandung untuk regroup lagi sekaligus packing tenda yang telah disewa untuk ke Papandayan.

Tiba di Bandung dan langsung packing 2 tenda di motor
Setelah selesai packing, kami langsung menuju Papandayan melalui Garut, Cikajang. Sepanjang perjalanan aspal relatif bagus sampai dengan belokan terakhir sebelum menuju area gunung Papandayan. Aspal mulai rusak parah dan ada berberapa titik yang tinggal berbatuan saja pada kondisi sedang menanjak terjal, motor saya sempat mati 3 kali karena tidak kuat.

Setelah melewati jalanan berliku yang rusak parah dan menanjak akhirnya tiba di gerbang pintu masuk
Setelah tiba di Gerbang pintu masuk, kami langsung menuju parkiran motor dan beristirahat sebelum mendaki gunung Papandayan.

Pos gerbang Papandayan, stikernya komunitas backpacker semua gak ada roda 2 haha
Parkiran Papandayan, tampak kejauhan jalan menuju kawah Papandayan
Masih di parkiran Papandayan, tampak kejauhan tempat kami perkir motor dan dibelakang tempat parkir motor ada tempat permandian air panas
Kawah Papandayan dari kejauhan
Jalan menuju parkiran
Jalan menuju kawah dan pondok Saladah
View dari sudut yang berbeda
Jalan terus menanjak hingga dekat dengan kawah
View dari sudut yang berbeda

Jalan terus menanjak
Jalan lagi, naik terus
Uap belerang sempat berhembus kearah saya, nafas langsung sesak dan batuk - batuk
Mencoba menutup hidung dan terus jalan menjauhi dari uap belerang
Setelah jalan terus akhirnya ketemu rumput hijau, istirahat sebentar
Nengok kearah lembah, lumayan bagus sayang cuma pakai camera HP
Sempat bingung jalan yang di lewatin berakhir di jurang, akhirnya coba mencari tanda jejak kaki, akhirnya lewat jalan sempit

Jalan yang dilewati sebelah kanan foto, harusnya lewat sebelah kiri yang agak lebar
Jalan sempit yang dilewatin dari atas bukit
Jalan terus mendaki 2 bukit lagi untuk sampai pondok Saladah
Kondisi lintasan yang sangat menanjak, kadang ada petani kebun menggunakan motor trail untuk mengangkut hasil panen
Masih di area yang sama, jalur yang kami lewati
Istirahat sebentar
Jika hujan, lintasan ini sangat licin, beruntung saya pakai AP Boot sehingga tidak terlalu licin dan kaki tetap bersih
Jalur yang kami lewatin tadi. Semakin dekat dengan pondok Saladah

Semakin dekat pondok Saladah, dan mulai gerimis
AP Boot cocok untuk medan yang seperti ini
Tiba di depan penanjakan terakhir ke pondok Saladah, seekor anjing milih petani Papandayan
Pintu masuk pondok Saladah, lintasan mulai licin, harus berhati - hati
akhirnya tiba di lokasi tenda
Akhirnya kami sampai di gerbang pondok Saladah. tidak banyak foto yang kami ambil karena cuaca saat itu sedang gerimis. Sebelum masuk kearea pondok Saladah yang licin kami sempatkan mengisi perut dahulu di sebuah warung yang berada di depan penanjakan ke area pondok Saladah.

Setelah cukup beristirahat, kami melanjutkan perjalanan ke tempat camping. Tidak jauh dari gerbang akhirnya kami sampai di lokasi camping. Disana langsung kami mendirikan tenda karena malam akan tiba dan cuaca di sana sangat dingin.

Keesokan harinya kami bersiap untuk pulang melalui rute yang berbeda dengan rute keberangkatan. Kami melalui rute hutan mati yang kondisi lintasannya agak terjal yang berakhir di kawasan kawah. rute ini memotong jarak yang lumayan banyak.

Tanaman Edelweis di Gunung Papandayan

Tenda kita dekat tanaman Edelweis, jadi bisa dibayangkan dinginnya lokasi tenda hehe
Tanaman Edelweis di depan tenda
Bunga Edelweis yang belum mekar
Bunga Edelweis yang belum mekar
Mulai bongkar tenda dan packing untuk kembali ke parkiran motor
Jalur yang kami lewati menuju Hutan Mati, sangat licin harus ekstra hati - hati
Sebelum sampai di Hutan Mati kami bertemu tanaman Edelweis sangat banyak, sayang belum berbunga
Dari atas bukit hutan mati
Dibelakang saya ada jalur yang langsung ke kawah. jalur itu yang akan kami lewati menuju parkiran
Hutan mati Papandayan
Setelah melewati turunan terjal, akhirnya kami sampai di tempat yang sama dengan pendakian. Dari situ kami tinggal mengikuti jalan semula untuk menuju parkiran motor. Sekitar 1 jam akhirnya kami sampai di parkiran motor dan langsung bersiap pulang menuju Jakarta

Tinggal sedikit lagi ketemu jalur semula  yang sama dengan keberangkatan, lelah habis melewati turunan curam beristirahat dahulu.



Reno Erasmus

3 komentar:

  1. kereeeen om Reno :D
    thanks tas Prides Donimoto nya juga di potoin :D

    BalasHapus
  2. gunung papandayan memag sangat bagus, aku rasa semua lengkap,dari hutan mati dan ladangedelwis yang lebat banget.. tgl 24 yukkkk

    BalasHapus