Daftar Blog

Search My Blog

Senin, 09 September 2013

Journey to the East : Jakarta - Bali - Lombok - Sumbawa - Komodo - Flores part 3

Danau 3 warna Kelimutu, Flores, Nusa Tenggara Timur
Keesokan harinya sekitar jam 5 pagi kami terbangun karena suara ayam berkokok di pagi hari, langsung kami bersiap menuju Kelimutu via Ruteng, Aimere, Banjawa, Ende, dan terakhir desa Moni sebagai gerbang menuju danau Kelimutu. Setelah selesai berkemas sekitar jam 6, sebelum keluar Labuan Bajo kami mengisi penuh tangki bensin sebagai antisipasi kehabisan bensin ditengah perjalanan, karena di Flores bensin agak langka.

Jalur kami di Flores, 98% menikung terus dari Labuan Bajo sampai Kelimutu, total 450km
Setelah mengisi bensin, kami langsung melanjutkan perjalanan agar sampai di Desa Moni tidak terlalu malam. Begitu keluar dari Labuan Bajo kami langsung dihadang dengan berberapa kondisi yang rawan kecelakaan seperti tumpahan solar, kerikil, pasir di tengah jalan, kadang ada hewan ternak yang dibiarkan dipinggir jalan sehingga menambah kewaspadaan kami agar menjaga kecepatan motor. Sepanjang perjalanan dari Labuan Bajo hingga Kelimutu terdapat berberapa titik perbaikan jalan di tikungan - tikungan patah yang juga menambah kewaspadaan kami.

Sekitar jam 10 pagi akhirnya kami tiba di Ruteng, kota di Flores yang terkenal sangat dingin. Pada saat itu kami tiba menjelang siang hari sehinggi udara dingin tidak terlalu terasa. Di Ruteng kami beristirahat sebentar untuk mengisi perut di sebuah rumah makan Padang.

Keluar dari Labuan Bajo menuju Ruteng
Tiba di Ruteng
Setelah beristirahat kami melanjutkan perjalanan menuju Kelimutu melalui Aimere, Banjawa, Ende dengan kondisi jalan yang hampir sama seperti dari Labuan Bajo ke Ruteng. Disekitar Banjawa saya sempat mengalami accident, tekanan angin ban yang belum disesuaikan dengan kondisi jalanan di Flores menjadikan saya akhirnya jatuh untuk pertama kalinya di Flores. Kondisi saat itu sedang banyak tumpukan kerikil dan pasir karena sedang ada perbaikan jalan, laju kecepatan motor kami juga tidak terlalu cepat. Tumpukan pasir dan batu kerikil tersebut hampir menutupi seluruh jalan dan mau ngak mau akhirnya kami harus menerobos jalur yang berkerikil dan berpasir. Disaat akan melewati jalur tersebut, didepan saya ada mobil yang sedang mengerem dengan maksud menghindari tumpukan kerikil dan pasir tersebut, akhirnya saya juga ikut mengerem namun sial bagi saya setelah di rem ban tidak mencekram dengan baik karena tekanan angin masih settingan untuk Jakarta dan akhirnya motor terpeleset lalu saya melepaskan diri dari motor. Setelah jatuh langsung saja bangkit berdiri dan berdirikan motor untuk mengecek kerusakan - kerusakan penting seperti pada mesin dan kemudi motor, setelah di cek singkat tidak ada masalah pada mesin karena terlindungi dari engine guard dan side box. Stang tidak terlalu bengkok dan handguard juga tidak patah, langsung saja kami melanjutkan perjalanan kembali hingga bertemu SPBU untuk beristirahat dan sekaligus mengecek motor kembali. Kerusakan yang saya temui seperti patahnya breket klakson asli, windshield terbelah jadi 2, baut knee protektor lepas, ikatan - ikatan kabel ties yang pernah saya ikat di breket lampu tambahan juga lepas langsung bisa saya handle, lalu sebelum jalan lagi tak lupa saya mengurangi tekanan angin di ban belakang dan depan.

Untuk menghindari gelap kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Kelimutu dengan kondisi jalan yang hampir sama dengan sebelumnya. Sebelum memasuki Ende hari sudah gelap, lampu semua dinyalakan termasuk lampu tambahan, kecepatan motor hanya 30-40kpj karena gelap dan banyak tumpahan pasir serta kerikil di tengah jalan, kondisi lintasan juga sama 100% tikungan - tikungan tajam gelap total tanpa penerangan jalan sama sekali. Selain tumpahan kerikil dan pasir, juga sedang ada perbaikan jalan yang lumayan panjang dengan tidak beraspal hanya ada tumpukan pasir dan kerikil bercampur dengan tanah, lalu ada juga induk babi hutan yang sangat besar di tengah jalan menambah kewaspadaan kami di perjalanan. Sekitar jam 8 malam akhirnya kami tiba di kota Ende dan bertemu lampu merah untuk pertama kali sejak keluar Ruteng, rasanya lega dan seperti bertemu peradaban. Kami langsung mencari rumah makan dan ketemu rumah makan sate Solo

Sate kambing dengan sup kambing, sate dan sup nya gurih, bikin nagih.
Sambil makan kami sempat mengobrol dengan pemilik rumah makan mulai dari accident saya, kerusakan dan perbaikan jalan sampai info - info menuju Kelimutu. Setelah selesai makan kami langsung menuju desa Moni sekitar 2 jam perjalanan dengan kecepatan seperti sebelumnya hanya 30-40kpj karena masih ada perbaikan jalan, jalan berlubang, tikungan patah serta hewan liar di tengah jalan. Sekitar jam 11 malam akhirnya kami tiba di desa Moni, kami langsung menghubungi pak Rustam pemilik penginapan untuk beristirahat.

Keesokan harinya  sekitar jam 8 pagi kami bangun dan segera menuju Kelimutu dengan lama perjalanan sekitar 1/2 jam. Kondisi lintasan masih sama dengan sebelumnya dengan tikungan - tikungan patah, bedanya lebar jalanan lebih sempit dan menanjak. Setelah nikung berkali - kali akhirnya kami tiba di pintu gerbang yang sedang di portal, kami diharuskan membeli tiket dahulu sebelum masuk.

Parkiran kendaraan di penginapan
Bungalow, tempat kami menginap
Lokasinya di pinggir jalan utama
Tempatnya nyaman bikin betah berlama - lama
Penginapan paling asik yang pernah saya inap, kalau malam dingin sekali, udaranya sejuk dan berlantaikan kayu
Ini tempat sarapannya, makanan skhas flores, dibuat oleh pak Andrew orang asli Flores
Kue serabi pisang khas Flores dengan segelas kopi hitam Flores, maknyussss
Tiket Danau 3 warna Kelimutu, buset mau foto harus bayar juga.
Tiba di gerbang masuk danau 3 warna Kelimutu
Tempat loket tiket
Loket tiket di sebelah kanan foto, setelah membeli tiket portal dibuka
Parkir motor di depan denah lokasi, selanjutnya berjalan kaki menaiki anak tangga
Denah lokasi menuju danau 3 warna Kelimutu
Konon kata warga Ende (pada saat istirahat di rumah makan) pernah ada yang jatuh kedalam danau, evakuasinya butuh berhari - hari oleh pasukan gabungan Polisi, TNI dan pecinta alam.
Kelimutu belok kiri, ikutin jalan terus, dari sini anak tangga sudah habis, jalan tidak terlalu menanjak
Sudah berada di atas bukit, jalanan relatif datar
Tiba di view point 1 dari sini terlihat hanya 2 danau saja
Pemandangan danau Kelimutu dari view point 1, hanya terlihat 2 danau saja, yang warna danau hitam harus menanjak lagi
Penjelasan dari danau Kelimutu
Panorama Danau 3 warna Kelimutu, Flores
view point 1, terlihat di atas bukit tugu puncak Kelimutu
Kelimutu berada di ketinggian 1640 diatas permukaan laut, udara terasa tipis, pada saat menaiki anak tangga terasa cepat lelah dan menguap terus seperti kekurangan oksigen
Lanjut menuju tugu pandang di puncak dengan menyusuri jalan setapak ini, dari sana akan terlihat 3 danau
Selain danau, tempat ini juga digunakan sebagai edukasi flora dan fauna
Jalan setapak yang menanjak menuju tugu puncak Kelimutu
Flora yang hidup di Kelimutu
Dari tangga sudah terlihat sebagian, harus menanjak lagi
Dan akhirnya tiba di puncak
Panorama dari atas tugu
Danau yang warna hitam, yang berlokasi terpisah oleh bukit tugu pandang
view dari atas tugu pandang, lebih jelas
Panorama suasana puncak Kelimutu, saat itu sedang sepi pengunjung
Danau Kelimutu, Flores
Ukiran tugu pandang di puncak Kelimutu
Puncak Kelimutu
Relief kehidupan sekitar gunung Kelimutu
Relief kehidupan sekitar gunung Kelimutu
Relief kehidupan sekitar gunung Kelimutu
Danau kelimutu yang berwarna hijau kehitaman
Danau Kelimutu, Flores, NTT
Danau Kelimutu, Flores, NTT
Danau Kelimutu, Flores, NTT
Danau Kelimutu, Flores, NTT
Tugu puncak Kelimutu
Danau Kelimutu, Flores, NTT
Danau Kelimutu, Flores, NTT
Danau Kelimutu, Flores, NTT
Danau Kelimutu, Flores, NTT
Suasana tempat parkir Kelimutu, sedang sepi pengunjung, hanya ada berberapa wisatawan mancanegara dan warga lokal
Setelah puas menikmati Danau 3 warna Kelimutu, kami kembali ke penginapan untuk segera bersiap - siap menuju Labuan Bajo untuk segera kembali ke Jakarta. Sekitar jam 2 siang perjalanan start dari desa Moni menuju Jakarta dengan melewati jalur yang sama dengan keberangkatan. Tiba di kota Ende kami sempat mengisi penuh tangki bensin sebagai antisipasi kehabisan bensin di tengah jalan, karena perkiraaan kami bakal sampai besok pagi sampai di Labuan Bajo dan tidak ada yang jual bensin pada malam hari. Setelah mengisi bensin kami mengisi perut di samping perempatan bandara Ende.
Menu makan siang sekaligus makan malam di Ende
Gerbang bandar udara Ende, Flores, NTT
Tugu Pancasila kota Ende
Setelah mengisi perut perjalanan dilanjutkan kembali sekitar jam 3 sore, keluar dari kota Ende kondisi masih terang dengan menyusuri pinggir laut selatan Flores, sayang karena keterbatasan waktu kami tidak sempat mampir. Setelah menyusuri pantai jalan mulai menanjak membelah bukit, pada saat keberangkatan kami melewati jalur tersebut pada malam hari, pada saat sore hari ternyata kondisinya sedang ada proyek besar.

Jalur keluar dari kota Ende menyusuri pantai selatan Flores
Menyusuri pantai selatan Flores
Jalur ini cukup ramai, selain padat penduduk harus waspada juga oleh hewan ternak yang dibiarkan di tengah jalan
Perbaikan jalan di berberapa titik tikungan patah, sepertinya sedang ada pelebaran jalan, banyak pasir berserakan di tengah jalan, harus waspada
Sedang ada perbaikan jalan, banyak pasir dan batu kerikil yang rawan kecelakaan, sebaiknya tidak menggunakan kecepatan tinggi sebagai antisipasi bertemu kondisi seperti ini secara mendadak, karena jalur dari Labuan Bajo sampai Kelimutu 98% tikungan patah
Masih di lokasi yang sama, titik ini perbaikan jalan terpanjang sepanjang jalur Labuan Bajo hingga Kelimutu, harus hati - hati sebelah kiri jurang
Kadang harus ada buka tutup jalan karena sedang ada perbaikan
Windshield saya yang terbelah karena kondisi seperti ini ditambah lagi tekanan ban pada saat kejadian belum di sesuaikan
Ternyata bukit di 'belah' habis untuk pelebaran jalan
Sebelah kiri jurang tanpa pagar pengaman, saat malam harus hati - hati
Perbaikan infrastruktur besar - besaran, semoga hasilnya bagus
Masih dalam titik perbaikan yang sama
Setelah melewati jalur - jalur tersebut akhirnya matahari terbenam, dengan kondisi gelap kecepatan tidak bisa dimaksimalkan. Memasuki daerah Banjawa akan tengah malam udaranya mulai dingin sejuk, kondisi gelap total hanya di terangi oleh terang bulan. Setelah itu turun lagi menyusuri wilayah selatan Flores yaitu Aimere, udara mulai menghangat kembali dengan ciri khas udara pantai. Memasuki Ruteng sekitar jam 2 pagi, dinginnya seperti di penanjakan Bromo dan Kintamani, jari - jari saya mulai mati rasa dengan kuku mulai membiru. Beruntung di Ruteng akhirnya kami bertemu lampu merah pertama kali sejak terakhir di Ende, langsung saya coba menghangatkan jari dengan menyentuh mesin motor hasilnya aliran darah lancar kembali. Setelah lampu hijau, langsung saja melanjutkan kembali perjalanan menuju Labuan Bajo untuk segera mungkin tiba disana sebelum jam 7 pagi dan segera menyebrang ke Sumbawa, jika telat maka kami akan tertahan di Labuan Bajo seharian. Pada saat akan memasuki Labuan Bajo, motor saya mulai kehabisan bensin di tengah hutan. dengan memutar kran bensin cadangan sebanyak 2 liter akhirnya motor bisa menyala kembali. Agar lebih hemat penggunaan bensin setiap turunan saya tidak memutar gas akan tetapi menggunakan gravitasi, beruntung sampai si SPBU Labuan Bajo bensin tidak habis. Sekitar jam 6 pagi, SPBU di Labuan Bajo belum buka tetapi sudah banyak warga yang mengantri. Sebelum mengantri saya membeli tiket ferry dahulu, setelah itu kembali ke SPBU untuk mengisi bensin dan kembali ke pelabuhan untuk memasuki ferry.


Bersambung ke part 4


Reno Erasmus



3 komentar:

  1. brarti dari labuan bajo bisa lngsung menuju kelimutu via darat yah?tanpa harus nyebrang dulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. labuan bajo terdapat di flores, kelimutu juga di flores.
      jadi bisa lewat jalur darat

      Hapus
  2. mas Reno, saya sedang merencanakan bersepeda (fun bike) menyusuri pulau flores, bisa kasih info yg lebih detail tentang jalur dari labuan bajo sampai danau kalimutu? boleh saya minta alamat email? tolong kontak saya: a.piter@gmail.com. trimakasih.

    BalasHapus