|
BROMO, Phography by Mas Eko Nurdianto |
Perjalanan kali ini merupakan perjalanan saya di akhir tahun 2012. sebenarnya rencana ke Bromo sudah lama sekali, sayang belum dapat waktunya sehingga di penghujung tahun 2012, saya sempatkan untuk kesana. Banyak tantangan menuju kesana pada saat cuaca sedang tidak bersahabat. Setelah mengalami accident sebulan sebelumnya saya masih trauma sampai dengan sekarang. Tantangan pertama adalah jalan malam dimana penglihatan saya sudah tidak awas lagi seperti dulu, apalagi kalau kondisi fisik sudah lelah, maka pandangan makin tidak jelas dan yang pasti saya masih trauma jika jalan malam hari. Tantangan kedua adalah hujan terus menerus serta angin kencang, membuat jalan menjadi licin, belum lagi genangan air dan jalan rusak siap menghadang, dengan kondisi seperti ini membuat saya hanya memacu kendaraan sekitar 40-50 kpj, dengan memacu kendaraan seperti itu sangat menguras kondisi fisik.
Perjalanan dimulai setelah misa Natal. Siangnya saya langsung berangkat menuju Jawa Timur, kondisi lalu lintas tidak terlalu padat sehingga saya bisa memacu kendaraan lebih kencang. Kerusakan terjadi di berberapa titik, bahkan di jalur Cikarang ada pengendara sepeda motor wanita yang hampir jatuh di samping saya karena kondisi jalan yang sangat hancur dan bergelombang, beruntung pengendara tersebut mampu meng handle motornya dengan baik.
Setelah itu jalur lumayan bagus namun tidak rata dan hanya rusak bergelombang sampai dengan Rembang. Setelah Rembang sampai dengan Tuban jalur sangat rusak, ada berberapa titik perbaikan jalan yang menurut saya dapat membahayakan pengendara lain, ada berberapa titik pengerukan aspal sedalam 20-30cm dan pengerukan tersebut hanya sebagian bagian / tidak menyeluruhnya. Hal ini dapat memicu kecelakaan lalu lintas
|
Beristirahat di Demak |
|
Beristirahat lagi di Rembang |
|
Tiba di Perbatasan Jawa Tengah - Jawa Timur |
|
Candi Perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur |
|
Candi Perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur background laut utara Jawa |
|
Candi Perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur |
|
Tiba di SPBU Tuban setelah melewatin jalur yang rusak |
|
Dan akhirnya tiba di Gresik untuk bermalam |
Keesokan hari nya sebelum menuju ke Brom, kami mampir ke Pulau Madura untuk sekedar merasakan jalan di jembatan Suramadu, dan sekaligus kepingin mencicipi bebek Sinjay yang sudah terkenal itu
|
Tiba di gerbang jembatan Suramadu |
|
Tiba di Pulau Madura setelah melewatin jembatan Suramadu |
|
Jalur dari jembatan Suramadu hingga pertigaan Bangkalan sangat mulus dan lurus, cocok buat speed lovers |
|
Hijaunya sawah di Madura |
|
Hijaunya sawah di Madura |
|
mencoba 'blusukan' di Madura, dan akhirnya tiba di titik terdekat dengan pulau Jawa |
|
Background pulau Jawa |
|
Toll Suramadu, untuk motor bayar Rp 3000,- |
|
Nasi Bebek Sinjay, Bangkalan, Madura |
|
Otw Bromo via Pasuruan |
Setelah dari Madura, saya menuju Bromo via Pasuruan lalu masuk Tosari. Selama perjalanan banyak rintangan seperti macet di Surabaya, Porong dan hujan deras disepanjang Bangil sampai Pasuruan, sehingga laju motor hanya 50-60 kpj.
|
Beristirahat di sekitar Bangil, setelah terjebak macet di Porong |
|
Sambil menunggu rekan dari Gresik, beristirahat di SPBU Pasuruan |
|
Dan akhirnya cuaca cerah pada saat tengah malam, kondisi yang bagus untuk menanjak ke Bromo |
Sekitar jam 2 Pagi perjalanan dimulai ke Bromo via Tosari. Jalur via Tosari tidak rusak hanya saja bergelombang di berberapa titik, perjalanan diteruskan hingga tiba di Tosari yang sudah mulai padat dengan pengunjung yang akan menanjak juga. Kondisi jalur dari Tosari hingga puncak view Bromo licin, sempit, berkabut, gelap serta terjal nan menanjak sehingga saya hanya menggunakan gigi 1. Selama perjalanan saya terbantu dengan terangnya sinar bulan dilangit.
|
Puncak Semeru terlihat dari Penanjakan Bromo |
Sayang setelah sampai penanjakan, kabut menyelimuti Bromo, sehingga matahari tidak terlihat dan semua tertutupi oleh kabut. Sekitar jam 7 pagi kondisi dipenanjakan mulai gerimis. Kecewa dengan kondisi cuaca di puncak penanjakan, akhirnya kami memilih turun ke padang pasir. Kondisi cuaca yang sangat berbeda dengan di puncak, ternyata sepanjang jalan menuju padang pasir Bromo, cuaca cerah dan tidak berkabut.
|
Sebelum memasuki kawasan padang pasir Bromo, kondisi masih berkabut |
|
Kabut sudah mulai menghilang dan matahari mulai tampak dilangit |
|
Padang Pasir Bromo |
|
Warga yang sedang memberikan sesajen |
|
Tebing yang rawan longsor menuju Padang Pasir Bromo |
|
Lintasan menuju Padang Pasir Bromo |
Dan akhirnya kami tiba di Padang Pasir Bromo. tepat pada saat Matahari menyinari padang pasir dengan teriknya.
|
Mobil jeep 4WD diperbolehkan memasuki kawasan ini |
|
Salah satu rekan yang terjatuh, karena tumpukan pasir yang tidak stabil |
|
Kadang dijumpai keretakan pasir seperti habis gempa |
Di padang pasir Bromo yang luas, terdapat berberapa objek wisata seperti Kawah Bromo, Candi Bromo, Bukit Teletubbies.
|
Kawah Bromo |
|
Candi Bromo dilihat dari Kawah Bromo |
|
Kawah Bromo |
|
Sebelah kawah Bromo, konon katanya ada kawah juga di gunung ini |
|
Candi Bromo dilihat dari kawah Bromo |
|
Kawah Bromo |
|
Background Candi Bromo, dari Kawah Bromo |
|
Tangga pendakian kawah Bromo
|
Bukit Teletubbies, Bromo |
|
|
Menuju bukit Teletubbies |
|
Menuju bukit Teletubbies, lintasan mulai banyak tumbuhan yang tumbuh di pasir |
|
Bukit yang mulai menghijau, tanda sudah menjauh dari kawah |
|
Menuju Bukit Teletubbies |
|
Bukit Teletubbies, Bromo |
|
Bukit Teletubbies, Bromo |
Setelah berkeliling Bromo, saatnya menuju target selanjutnya Pantai Bale Kambang yang berada di Bantur, Malang Selatan. Dari Bromo kami keluar lewat jalur ke Malang, lintasannya tidak beraspal, hanyak tanah yang ditutupi oleh Batu seperti conblok yang tidak rata, disepanjang perjalanan kami melewati jalur yang sempit dan diapit oleh jurang di kanan dan kiri. Untuk menuju Pantai Bale Kambang tidaklah sulit, banyak papan penunjuk arah yang memudahkan kesana. Lama perjalanan sekitar3-4 jam dari Bromo, dipintu gerbang Bale Kambang kami membayar tiket sekitar Rp 21 ribu (agak lupa hehe.. ) untuk sepeda motor per orang, dan untuk penginapan sekitar Rp 100 ribu di depan Pura Bale Kambang. Untuk tinggal di Pantai Bale Kambang mungkin bisa dibilang jauh dari kenyamanan. Di pantai Bale Kambang, listrik belum ada, jadi semua penginapan, rumah makan dll hanya menggunakan genzet yang hanya dinyalakan setiap jam 18:00. Diluar dari itu listrik sama sekali tidak ada, dan untuk sinyal telephone selular hanya ada Flexi, sedangkan yang lainnya tidak mendapatkan sinyal sama sekali. jadi seperti terputus dari dunia luar.
|
Pantai Bale Kambang |
|
Pura Bale Kambang |
|
Pura Bale Kambang yang berada di tepi pantai |
|
Pantai Bale Kambang |
|
Pura Bale Kambang |
|
Sudut lain dari pantai Bale Kambang |
|
Pantangan dan aturan memasuki area Pura Bale Kambang |
|
Jembatan menuju Pura Bale Kambang |
|
Halaman Pura Bale Kambang |
|
Pantai Bale Kambang, dilihat dari halaman Pura |
|
Tangga bangunan Pura Bale Kambang |
|
Ukiran arsitektur Pura Bale Kambang |
|
Pura Bale Kambang |
|
Pantai Bale Kambang |
Setelah berkeliling Pantai Bale Kambang, kami melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta via Sarangan. Jalur yang kami lalui jauh lebih segar dari pada lewat pantura, kami ke Sarangan melalui jalur alternatif taman Wisata Air Bendungan Lahor dengan membayar Rp 1000,- lalu masuk ke Blitar, dilanjutkan lewat Trenggalek, Ponorogo, langsung masuk ke Magetan dan tiba di Sarangan menjelang malam.
|
Bendungan Lahor, Jawa Timur |
|
Bendungan Lahor, Jawa Timur |
Tiba di Sarangan kami mencari - cari info penginapan dahulu di warung - warung lesehan pinggir jalan sambil menyantap makan malam. dan akhirnya kami menuju ke kawasan telaga Sarangan, disana kami langsung diserbu banyak calo yang menawarkan penginapan dengan harga jauh lebih mahal dari pada info yang kami terima pada saat kami singga di warung lesehan tersebut. Akhirnya kami mencoba berkeliling sambil menghindari calo tersebut hingga calo tersebut merasa bosan dan pergi menjauh dari kami. Setelah itu kami dengan leluasa mencari penginapan. Dan akhirnya kami ketemu penginapan yang cukup murah sekitar Rp 125 rb di pinggir Telaga Sarangan.
|
Lintasan jalan tembus Sarangan - Tawangmangu |
|
Lintasan Sarangan, setelah pertigaan Telaga Sarangan |
|
Telaga Sarangan |
|
Telaga Sarangan |
|
Tugu perbatasan Jawa Timur - Jawa Tengah |
|
Jalur Sarangan - Tawangmangu |
|
Perbatasan Jawa Timur - Jawa Tengah |
|
Perbatasan Jawa Timur - Jawa Tengah |
|
Jalur Sarangan - Tawangmangu |
Keesokan harinya langsung kami bersiap - siap menuju Yogyakarta dan meneruskan perjalanan ke Jakarta via jalur Selatan
Reno Erasmus
Dahsyat ...
BalasHapusKalo lewat sarangan lagi kabar-kabar Om ;)
siap oom... thx
HapusMas, numpang tanya, sewaktu dari sarangan ke tawangmangu itu lewat jalan tembus yg baru atau jalan lama yg nanjak tajam?
BalasHapusSaya pernah ke lewat jalan lama pakai mobil jeep dan ga kuat nanjak :p
Thanks ya sebelumnya
jalan yang saya lewati banyak mobil2 lewat (walaupun agak lenggang.. sepertinya jalan baru dah... full aspal
Hapus