Tugu Equator / Khatulistiwa Pangkalan Lesung, Riau |
Part 2
Keesokan harinya sekitar jam 6 pagi di kota Pematang Siantar saya bangun dari tidur dan melihat keluar jendela ternyata sedang hujan deras, dikarenakan waktu cuti yang akan habis dan saya harus segera tiba di Jakarta, terpaksa saya meneruskan perjalanan menuju kota Duri, Riau sambil mengenakan jas hujan. Jalur yang saya lalui dari kota Pematang Siantar menuju jalur utama Lintas Timur Sumatra dengan aspal yang lumayan baik tetapi ada berberapa titik yang longsor dan ada yang sedang dalam perbaikan sehingga antrian kendaraan membuat perjalanan saya sedikit terhambat. Tiba di jalur utama Lintas Timur Sumatra di wilayah Kisaran, hujan mulai reda tapi saya tetap mengenakan jas hujan karena cuaca masih mendung. Di Kisaran saya sempat mengisi bahan bakar sebagai persiapan melewati kawasan perbatasan Sumatra Utara dengan Riau yang jarang terdapat SPBU. Setelah melewati Kisaran, kondisi fisik saya mulai menurun dan saya harus beristirahat di mini market untuk sekedar mengisi perut. Setelah selesai mengisi perut dan akan berangkat, datang warga Kisaran yang menggunakan motor Pulsar mengajak ngobrol saya. sehingga perjalanan tertunda. Pembicaraan tidak jauh dari motor Pulsar. Saya sempat kaget karena di Kisaran tidak ada bengkel Pulsar, sehingga jika servis harus menempuh perjalanan jauh ke Medan, sekitar 4-5 Jam. Selesai mengobrol, saya langsung melanjutkan perjalanan menuju kota Duri. Tiba di Rantau Prapat cuaca mulai cerah dan menghangat, tapi saya belum melepas jas hujan, belajar dari pengalaman perjalanan dari Aceh ke Medan yang sering berhenti - henti untuk memakai dan melepas jas hujan membuat waktu banyak terbuang.Dan akhirnya sekitar jam 3 sore saya melewati perbatasan Sumatra Utara - Riau dengan kondisi panas terik, sehingga saya harus berhenti untuk melepas jas hujan di Bukit Batu, Riau dekat dengan bengkel tempat service motor saya karena masalah di pengapian pada saat keberangkatan. Cukup lama saya beristirahat karena kondisi cuaca yang sangat panas dan berdebu. sekitar 1 jam berlalu saya melanjutkan perjalanan, mengejar target sebelum gelap harus sudah sampai di kota Duri. Dan akhirnya saya tiba di kota Duri sekitar jam 6 malam, sambil mencari penginapan sepanjang jalan utama Lintas Timur. Akhirnya saya menemukan penginapan yang ekonomis dan bersih di depan salah satu mall di kota Duri.
Keesokan harinya sekitar jam 6 pagi di kota Pematang Siantar saya bangun dari tidur dan melihat keluar jendela ternyata sedang hujan deras, dikarenakan waktu cuti yang akan habis dan saya harus segera tiba di Jakarta, terpaksa saya meneruskan perjalanan menuju kota Duri, Riau sambil mengenakan jas hujan. Jalur yang saya lalui dari kota Pematang Siantar menuju jalur utama Lintas Timur Sumatra dengan aspal yang lumayan baik tetapi ada berberapa titik yang longsor dan ada yang sedang dalam perbaikan sehingga antrian kendaraan membuat perjalanan saya sedikit terhambat. Tiba di jalur utama Lintas Timur Sumatra di wilayah Kisaran, hujan mulai reda tapi saya tetap mengenakan jas hujan karena cuaca masih mendung. Di Kisaran saya sempat mengisi bahan bakar sebagai persiapan melewati kawasan perbatasan Sumatra Utara dengan Riau yang jarang terdapat SPBU. Setelah melewati Kisaran, kondisi fisik saya mulai menurun dan saya harus beristirahat di mini market untuk sekedar mengisi perut. Setelah selesai mengisi perut dan akan berangkat, datang warga Kisaran yang menggunakan motor Pulsar mengajak ngobrol saya. sehingga perjalanan tertunda. Pembicaraan tidak jauh dari motor Pulsar. Saya sempat kaget karena di Kisaran tidak ada bengkel Pulsar, sehingga jika servis harus menempuh perjalanan jauh ke Medan, sekitar 4-5 Jam. Selesai mengobrol, saya langsung melanjutkan perjalanan menuju kota Duri. Tiba di Rantau Prapat cuaca mulai cerah dan menghangat, tapi saya belum melepas jas hujan, belajar dari pengalaman perjalanan dari Aceh ke Medan yang sering berhenti - henti untuk memakai dan melepas jas hujan membuat waktu banyak terbuang.Dan akhirnya sekitar jam 3 sore saya melewati perbatasan Sumatra Utara - Riau dengan kondisi panas terik, sehingga saya harus berhenti untuk melepas jas hujan di Bukit Batu, Riau dekat dengan bengkel tempat service motor saya karena masalah di pengapian pada saat keberangkatan. Cukup lama saya beristirahat karena kondisi cuaca yang sangat panas dan berdebu. sekitar 1 jam berlalu saya melanjutkan perjalanan, mengejar target sebelum gelap harus sudah sampai di kota Duri. Dan akhirnya saya tiba di kota Duri sekitar jam 6 malam, sambil mencari penginapan sepanjang jalan utama Lintas Timur. Akhirnya saya menemukan penginapan yang ekonomis dan bersih di depan salah satu mall di kota Duri.
Keesokan harinya sekitar jam 7 pagi pada saat saya mengeluarkan motor dari penginapan untuk melanjutkan perjalanan kembali, saya mendapatkan ban motor saya kempes. Terpaksa saya mencari bengkel ban sambil menuju kota Rengat yang menjadi target bermalam saya. Karena masih pagi, banyak bengkel ban yang belum buka, dan terpaksa saya melanjutkan perjalanan dengan kondisi ban yang kurang tekanan angin melalui rute Pekan Baru, Pangkalan Kerinci dan Rengat. Setelah keluar dari kota Duri, akhirnya saya menemukan bengkel ban di pinggir jalan. Tanpa berlama - lama setelah selesai mengisi angin ban belakang, saya meneruskan perjalanan. Dan ternyata tidak jauh dari bengkel ban, saya terjebak kemacetan yang sangat panjang dan lama karena sedang ada perbaikan jalan. Bahkan saya harus beristirahat di SPBU karena kendaraan benar - benar tidak bergerak dan cuaca sangat panas. Begitu kendaraan mulai bergerak sedikit, saya mulai jalan mengikut kendaraan yang mengantri menunggu giliran jalan.Cukup panjang kemacetan tersebut, sekitar 1-2 KM dengan lintasan yang naik turun seperti 'roller coaster' sehingga banyak truk trailer / truk tangki yang mengalami kesulitan dalam 'mendaki' aspal. Sedikit demi sedikit sekitar 2 jam kemudian akhirnya saya lepas dari kemacetan, dan langsung saya menambah kecepatan menuju kota Pekan Baru lalu lanjut ke Rengat. Memasuki Pekan Baru saya sempat mengisi bensin. Dan di kota Pekan Baru motor saya masuk bengkel untuk ganti oli sekaligus menyetel ulang rantai motor. Sambil menunggu selesai service, saya makan siang di sekitar bengkel. Setelah selesai semua, saya melanjutkan perjalanan ke Rengat melalui Pangkalan Kerinci. Tiba di Pangkalan Kerinci saya sempat penasaran dengan tugu Equator / tugu Khatulistiwa, saya sempat jalan pelan sepanjang jalur Lintas Timur Sumatra dari Pangkalan Kerinci sampai Rengat. Sempat beristirahat sebentar di sebuah mini market, sambil mencari info mengenai tugu Khatulistiwa tersebut. Padahal di google maps saya sedang berada tepat di garis Khatulistiwa. Info yang saya dapatkan nihil, ternyata banyak warga sekitar tidak mengetahui tugu tersebut, padahal tugu tersebut merupakan salah satu objek wisata di mana pun berada di seluruh dunia. Saya melanjutkan perjalanan dengan sangat pelan sambil mencari tugu tersebut menuju Rengat. Ternyata tidak jauh dari tempat saya beristirahat saya menemukan tugu tersebut tepat di pinggir Jalan Lintas Timur Sumatra. Tidak jauh dari Tugu Khatulistiwa tersebut akhirnya saya tiba di kota
Rengat dan bermalam di tempat yang sama pada saat menuju Medan.
Akhirnya ketemu Tugu Khatulistiwa di Riau |
Tepat berada di sekitar rumah warga membuat saya kelewatan untuk mampir pada saat keberangkatan |
Tugu yang memisahkan bagian Utara dan Selatan Bumi, di wilayah Riau dekat dengan Rengat dan dipinggir jalan Lintas Timur Sumatra |
Oil Derrick berada tidak jauh dari Tugu Khatulistiwa dan kota Rengat |
Oil Derrick / Sumur minyak Pertamina di Riau |
Keesokan harinya sekitar jam 5 pagi saya bersiap menuju Palembang melalui Jambi. Saya sempat mengisi bensin di Rengat sebagai antisipasi melewati perbatasan Riau dan Jambi yang jarang terdapat SPBU dan tempat dimana plat nomor saya hilang karena kena jalan yang berlubang. Setelah melewati perbatasan tersebut saya beristirahat kembali di SPBU sekitar jam 12 siang, sambil mencuci muka karena mengantuk dan setelah itu makan siang seadanya di SPBU. Sekitar jam 1 siang saya tiba di kota Jambi, saya beristirahat kembali di sebuah mini market karena fisik mulai menurun. Setelah badan membaik, saya melanjutkan perjalanan keluar kota Jambil menuju Palembang. Saya sempat mengisi bensin lagi di sekitar perbatasan kota dan kabupaten Jambi. Setelah melewati perbatasan Jambi - Sumatra Selatan di sekitar Sungai Lilin, hujan turun dengan derasnya tanpa gerimis lagi. Saya langsung menepi di warung makan di pinggir jalan, sambil menunggu hujan agak reda saya mengisi perut. Cukup lama saya meneduh, dan hujan tidak menunjukan tanda - tanda reda, akhirnya saya terpaksa memakai jas hujan dan melanjutkan perjalanan menuju kota Palembang sekitar jam 3 sore. Hujan turun sangat deras jarak pandang sekitar 30 meter, saya terpaksa menahan laju kendaraan agar safety. Saya sempat beristirahat di SPBU sekitar jam 5 sore. Tak lama beristirahat, saya melanjutkan perjalanan ke Palembang. Akan memasuki Betung sekitar jam 7 malam hujan akhirnya reda dan saya terkena macet parah, kali ini lebih parah dari kemacetan di Duri, Riau. Penyebabnya karena truk tangki gas meledak, dan ditambah lagi lalu lintas sangat kacau cenderung tidak bergerak sama sekali. Akhirnya saya menyerah dan menepi ke sebuah mini market, sambil melepas jas hujan dan beristirahat. Banyak warga yang juga menyerah termasuk pengendara roda 4 yang ikut mematikan mesin dan beristirahat. Kondisinya seperti sedang puncak arus mudik Lebaran. Sekitar jam 8 malam akhirnya kendaraan mulai sedikit bergerak, dan saya bersiap melanjutkan perjalanan ke kota Palembang untuk bermalam. Masuk kota Palembang sekitar jam 11 malam, karena kondisi sudah lelah, saya langsung masuk ke hotel sedapatnya untuk beristirahat.
Keesokan harinya, sekitar jam 6 pagi saya melanjutkan perjalanan menuju Jakarta melalui Kayuagung, Mesuji, Tulang Bawang, Bandar Jaya, Bandar Lampung, Bakauheni. Pagi harinya saya sempat mengisi angin di kota Palembang karena lagi - lagi ban kempes. Selesai mengisi saya langsung tancap gas ke arah Timur. Saya sempat mengantuk selepas keluar dari Kayuagung dan beristirahat sambil sarapan di sebuah mini market. Istirahat di Kayuagung penting karena persiapan akan melewati daerah Mesuji, perbatasan Lampung dan Sumatra Selatan yang sepi dan terkenal rawan. Selesai beristirahat dan melewati Mesuji, sekitar jam 1 siang saya tiba di kota Tulang Bawang. Kondisi cuaca saat itu sangat panas. Tak lama saya berhenti di Tulang Bawang, sekedar mengambil uang cash di bank dan langsung melanjutkan perjalanan untuk makan siang atau tepatnya makan sore di Bandar Jaya. Sekitar jam 2 sore saya tiba di Bandar Jaya dan langsung beristirahat dan makan siang.Sekitar jam 3 sore saya melanjutkan perjalanan ke Bandar Lampung. Kondisi jalan pada saat itu bergelombang, permukaan aspal tidak rata sehingga mengurangi kenyamanaan dalam menikung dan juga terdapat banyak aspal yang berlubang. Saya tiba di Bandar Lampung sekitar jam 4 sore dan sempat mengisi bensin di pinggir kota. Setelah itu perjalanan di lanjutkan tanpa berlama - lama untuk mengejar waktu sebelum gelap tiba di pelabuhan Bakauheni. Dan akhirnya saya tiba di pelabuhan Bakauheni sekitar jam 6 sore, saya sempatkan makan malam sekedar mengisi perut. Pada saat selesai makan, hujan turun dengan derasnya sehingga saya terpaksa meneduh di SPBU dengan cukup lama. Sekitar 1 jam kemudian hujan telah reda dan saya menuju Pelabuhan untuk membeli tiket dan beristirahat di kapal ferry.
Sekitar jam 11 malam saya akhirnya tiba kembali di tanah Jawa, pelabuhan Merak. tanpa berlama - lama saya menuju Jakarta melalui Cilegon, Serang. Di kota Serang saya sempat beristirahat karena kondisi fisik yang sudah lelah dan di tambah lagi ban yang lagi - lagi kempes. Sehingga saya memanfaatkan fasilitas SPBU untuk mengisi angin. Dan akhirnya sekitar jam 3 pagi saya tiba di rumah dengan selamat.
-END-
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3889521210637698"
crossorigin="anonymous"></script>